Sudah seberapa keras usaha yang saya perjuangkan? Saya rasa, semua pernah menanyakan hal tersebut kepada keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan. Sebagian bilang, itulah serangkaian ‘ujian’ hidup. Kata-kata seperti itu kadang membuat lelah dan rasanya semua yang diusahakan hanya sebatas terkait hasil. Tapi, sebagian pula berpikir bahwa lulus dari ‘ujian’ adalah kebanggaan, sebuah proses yang ditempuh untuk menjadi versi yang paling baik dari diri kita. Berbeda dengan ujian-ujian sekolah,‘ujian’ hidup tidak sesederhana ditanyakan lalu menjawab. Hidup tidak hanya terkait jawaban benar atau salah. Hidup seperti lembaran kertas kosong, dimana kita menulis pertanyaan dan menjawabnya sendirian dengan atau tanpa bantuan.
Apa yang kita akan tanyakan kepada diri sendiri? Sepertinya detik ini, kita akan menanyakan dan menggambarkan bagaimana masa depan yang akan dijalani. Namun, bukankah tidak ada yang benar-benar bisa menjawab? Hanya masa depan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tenang, menanyakan hal yang tidak diketahui memang akan jauh lebih mudah dipertanyakan. Kita sangat suka mempertanyakan masa depan bukan? Tanpa kita sadari bahkan saat umur 6 tahun orang disekitar akan menanyakan “Cita-citanya mau jadi apa?”
Saat kita mempertanyakan terlalu banyak pertanyaan, hidup akan terasa seperti pencarian. Pencarian atas jawaban-jawaban yang tidak pernah cukup memuaskan, hidup yang sedikit melelahkan. Menjadi orang yang tidak banyak bertanya mungkin bisa jadi solusi karena hidup sejatinya adalah perjalanan seseorang. Jadi ketika, kita akan menanyakan, Sudah seberapa keras usaha yang saya perjuangkan? Sungguh, hasilnya hanya akan dijawab oleh masa depan dan jawaban pertanyaan tadi hanya diketahui oleh dirimu sendiri. Ntah, memang usaha yang kurang, cukup, berlebih, bisa juga kurang tepat. Jangan selalu dipertayakan. Saya percaya, hasil milik setiap orang tidak bisa di-samaratakan dengan usaha yang sudah diperjuangkan.
Comments
Post a Comment