Skip to main content

Mengapa perlu Menunggu ?

Menunggu adalah kegiatan yang mengabadikan tiap perasaaan dan memaksa lenyap semua prasangka buruk. Saat menunggu, kita akan menautkan harap, merajut angan, dan bersimpuh pada kenangan serta merindukan kepastian. Tapi tidak ada yang harus dipercepat. Nyatanya, menunggu akan membuaut manusia-manusia menjadi dewasa, meyakini skenario tuhan, dan belajar menggantung harap tidak disembarang tempat. Menunggu menjadikan pribadi lebih sabar dan mengerti bahwa ada banyak momen-momen menuggu di kedepannya sepeti menunggu kelulusan, menunggu jodoh, menunggu sukses dan tidak lain detik-detik itu diisi dengan usaha, kebijaksanaan, dan doa syahdu. 

Kalau benar, hidup kita adalah proses menunggu selalu ada perencaan untuk kedepan dan sisa waktu untuk mewujudkannya tidak lain ada masa emas ini, masa menunggu. Semua momen akan menjadi waktu tunggu, dan masa tunggu akan menjadi momen-momen biasa di hari mu. Ingat! setiap kamu menunggu pasti ada yang ditunggu, pasti ada yang datang. Lihatlah semesta, memberikan definisi menunggu secara pasti. Dahulu, bumi hanya terbagi menjadi dua yakni benua laurasia dan gondwana. Namun sekarang, berapa banyak pulau yang ada, tentu sungguh banyak. 

Lalu, apalagi yang harus didebatkan ? Intinya, percayalah menunggu adalah proses yang baik, seperti tangan Tuhan, Ia ingin kamu meyakini kehendakNya. 

Comments

Popular posts from this blog

Ungkapan dari (tanpa) Suara

Bagaimana mendengar sebuah rahasia yang tidak pernah bersuara?  Kaki manusia menapaki permukaan bumi, sebuah kenyataan bahwa gravitasi dan kerendahan hati menjadi ‘awal’ untuk mengukir perjalanan hidup lebih meringankan. Segala arah yang dituju merupakan pertimbangan dan pemikiran dari kebutuhan atau keinginan. Kemudian, manusia akan bercerita mengenai perasaannya sebagai jawaban dari sebuah perjalanan. Ya, tujuan tidak selalu berwujud tempat, perasaan selalu mampu mengambil alih kedudukan dari keindahan yang terlihat. Beberapa tempat singgah pun kelak menjadi kenangan dan pemandangan adalah teman berbicara –sudah pukul berapa? Malam? Siang? Atau pagi? –mungkin… begitu. Melangkah pada kehidupan, seperti berjalan tanpa alas kaki; kita mengetahui dan merasakan apa yang kita pijak –bahkan jika sudah terasa hambar . Merencanakan sesuatu pun akan terasa sebagaimana mencari jalan keluar dalam hutan belantara; kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya telah hadir menunggu. Begitu cara m...

a Firstborn Child

#1 Lesson  :  We all have our moments. So do not get upset when someone is faster than you.  There are a lot of stages of life, from you are born until your time to leave. Not so long ago, I have just graduated. Some pages of my story have been filled with much joy, happiness, laughter, and love. Sometimes, sadness and remorse are meant to exist. In yours too. We simply learn from what we are all going through and eventually we will grow, become so much more than now. Graduated at 21 years old is just a common thing. On the other hand, my sister finished her bachelor’s degree in her twenty at the same time as me.  From there, so many things gradually change. Fastly, she has joined a company that my father owns. Small talks that happened, comments, and jokes are just related to their works’ surroundings. I feel left out. At the time, thinking if I am not choosing this major, I shall join the company too. This kind of destiny somehow making me think less of myself. Ins...

The Tall Building Without Capacity

Bangunan menjulang tinggi berlomba mencapai langit; karena tanah yang dibeli tidak cukup luas untuk bisa menampung keinginannya. Tersusun ruangan-ruangan dengan segala bentuk, ada yang lebih luas juga ada yang lebih sempit, tapi tetap saja semua terkesan cukup jika barang-barang yang dibeli bukan karena rasa tamak –bukan sebatas keinginan semata. Saking tingginya, awan-awan menjadi pemandangan untuk siapapun yang hadir pada bangunan itu, bahkan mereka dapat melihat bulan lebih dekat dibanding orang lain kebanyakan. Jika, bangunan ini adalah tempat tinggal maka ia tidak akan pernah kosong; tapi sayang, tidak banyak yang menjadikannya sebagai tempat tinggal. Love is like a building without definite capacity . S eperti bangunan tanpa kapasitas, cinta demikian adanya. Bertambahnya kecintaan terhadap sesuatu akan menentukkan porsi pada bangunan itu. Ia dapat menambah ruang baru, memperluas ruangannya sendiri, dan deretan nama akan menjadi ‘barang’ diruangan yang sudah ditentukkan. Mereka, d...