Skip to main content

Manusia dan Kata-kata Maaf


Menjadi pribadi yang pemaaf adalah perbuatan ikhlas mendasar untuk menjalani serangkaian perjalanan dalam hidup. Kata Papa saya, “Ketika telah akrab dengan kata maaf, kita akan selalu mempunyai tenaga lebih karena tidak lagi perlu menunggu permohonan maaf dari orang lain untuk sekedar bisa memaafkan.” Saya rasa, menjadi versi baik seperti itu akan sangat sulit. Apalagi, setiap manusia cenderung ingin dihargai dan dilindungi perasaannya dengan sangat hati-hati. Bagaimana kalau hal itu bisa dipermudah oleh orang lain juga diri sendiri ? Tentunya, dengan belajar menjadi orang yang mudah mengutarakan “maaf” seperti saat mengucapkan “terima kasih”

Kita mengetahui bahwa setiap orang memiliki batas kewajaran berbeda. Disaat orang lain mengganggapmu salah, belum tentu hal terpikirkan juga olehmu. Biasanya hal ini terjadi ketika hal-hal yang tidak kita sadari ternyata dengan sangat mudah dapat menyakiti perasaan orang lain. Permasalahan seperti ini cenderung membuat kita lebih suka ‘menutup mata’ menganggap semua akan baik-baik saja, sepanjang waktu bisa membuat lupa atau bahkan menyembuhkan luka. Namun, bukankah meminta maaf adalah ‘protokol’ paling sederhana. Ia dapat membantu waktu untuk menyembuhkan perasaan orang-orang yang tersakiti. Pun, tidak ada yang salah dengan mengucapkan kata maaf ketika kita sendiri merasa bahwa itu tidak perlu. Ya, karena beberapa prespektif akan jauh bisa menerima kesalahan ketika adanya permintaan maaf.

Selain membiasakan diri untuk meminta maaf, kita juga harus bisa dengan mudah menerima permohonan maaf. Untuk kasus kesalahan yang besar, mungkin memang tidak bisa secara langsung diterima, tapi tetap ucapkan kalau kita mau mencoba memaafkan. Saat kita sudah mulai terbiasa untuk mudah memaafkan, semakin lama kita akan terbiasa menerima maaf tanpa perlu menunggu seseorang untuk meminta maaf. Satu hal lagi, meminta maaf tidak selalu menandakan bahwa kita telah melakukan banyak kesalahan. Meminta maaf menjadi salah satu cara untuk menghargai perasaan orang lain dengan lebih baik lagi. Jadi, saya harap kita tidak usah sungkan untuk sekedar meminta maaf.

Comments

Popular posts from this blog

a Firstborn Child

#1 Lesson  :  We all have our moments. So do not get upset when someone is faster than you.  There are a lot of stages of life, from you are born until your time to leave. Not so long ago, I have just graduated. Some pages of my story have been filled with much joy, happiness, laughter, and love. Sometimes, sadness and remorse are meant to exist. In yours too. We simply learn from what we are all going through and eventually we will grow, become so much more than now. Graduated at 21 years old is just a common thing. On the other hand, my sister finished her bachelor’s degree in her twenty at the same time as me.  From there, so many things gradually change. Fastly, she has joined a company that my father owns. Small talks that happened, comments, and jokes are just related to their works’ surroundings. I feel left out. At the time, thinking if I am not choosing this major, I shall join the company too. This kind of destiny somehow making me think less of myself. Ins...

The Tall Building Without Capacity

Bangunan menjulang tinggi berlomba mencapai langit; karena tanah yang dibeli tidak cukup luas untuk bisa menampung keinginannya. Tersusun ruangan-ruangan dengan segala bentuk, ada yang lebih luas juga ada yang lebih sempit, tapi tetap saja semua terkesan cukup jika barang-barang yang dibeli bukan karena rasa tamak –bukan sebatas keinginan semata. Saking tingginya, awan-awan menjadi pemandangan untuk siapapun yang hadir pada bangunan itu, bahkan mereka dapat melihat bulan lebih dekat dibanding orang lain kebanyakan. Jika, bangunan ini adalah tempat tinggal maka ia tidak akan pernah kosong; tapi sayang, tidak banyak yang menjadikannya sebagai tempat tinggal. Love is like a building without definite capacity . S eperti bangunan tanpa kapasitas, cinta demikian adanya. Bertambahnya kecintaan terhadap sesuatu akan menentukkan porsi pada bangunan itu. Ia dapat menambah ruang baru, memperluas ruangannya sendiri, dan deretan nama akan menjadi ‘barang’ diruangan yang sudah ditentukkan. Mereka, d...

Sekat Tanpa Batas

Bicara Tentang Perasaan Batasan dalam merasakan ternyata juga diperlukan. Sulit saat perasaan bahagia berangsur menjadi sedih. Mudah saat perasaan sedih berbayar dengan kebahagiaan. Maka dari sekian cerita, ada senyum kepedihan juga air mata kemenangan. Kadang, keduanya tidak diterjemahkan demikian karena tidak semua orang perlu mengetahui kisahnya disuatu keadaan. Mana yang lebih bahagia? Tawa menyenangkan atau tangis mengharukan ? Lebih menyedihkan senyum kepedihan atau air mata tak terhentikan ? Kenapa pula harus dibandingkan… Pada buku goodbye, things! Fumio Sasaki berkata, “Kebahagiaan yang mampu kita rasakan nempunyai batas;” Tapi, apa mungkin beberapa masih tidak menyadari tentang hal itu? Hingga suatu kebahagiaan dapat berujung pada kehilangan yang lepas kendali. Rasa bahagia, sangat mudah membuat kita lupa tentang waktu dan Sang Pencipta. Saat bahagia, kita bisa jadi tidak kehilangan apa-apa, melainkan diri sendiri. Seolah-olah yang dirasakan hanya kebahagiaan hingga jiwa k...